Rempah-rempah ini hampir tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya untuk bumbu masakan, untuk bahan baku industri pengolahan makanan, dan lain sebagainya. Maka tidak heran permintaan pasar selalu meningkat terhadap rempah-rempah ini. Namun permintaan pasar tersebut tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri. Kondisi tersebut bisa kita jadikan peluang yang baik untuk bisnis bawang merah. Bukan hanya itu keuntungan dalam bisnis ini cukup menggiurkan hingga puluhan juta rupiah. Mari kita simak ulasannya mengenai bertanam Bawang Merah di lahan 1 hektar.
Gambar Bawang Merah |
PRA BUDIDAYA
- Siapkan benih yang berkualitas tinggi dari persemaian yang tentunya dari bawang yang sudah didiamkan terlebih dahulu selama 60-70 hari. Untuk mengetahui benih berkualitas memiliki ciri-ciri calon benih harus berwarna merah segar, tidak busuk, jika dibela siung sampai keatas dan harus memiliki daya tumbuh yang tinggi sesuai dengan lokasi penanaman.
- Siapkan pupuk organik dengan dosis 5 ton/ha dan kapur pertanian (Dolomit) sebanyak 2 ton /ha
- Media semai untuk bawang merah dengan perbandingan organik 2:1 tanah.
- Siapkan pupuk urea, SP-36, KCL dan ZA masing-masing sebanyak 300, 200, 200, dan 200 kg per hektar. Dan tak lupa sebagai tambahannya siapkan pupuk NPK 50 kg/ha.
- Siapkan alat pertanian seperti cangkul, clurit (arit), ember, kored, garu, gembor, dan lain sebagainya.
- Siapkan juga alat panen seperti rumput Jepang (rafia), pisau, karung, dan lain sebagainya.
PENGOLAHAN LAHAN
- Pilihlah lahan yang memiliki tipe tanah gembur, subur dan banyak bahan organiknya.
- Lahan sebaiknya memiliki ketinggian 25-500 mdpl dan suhu lingkungan berkisar 25-31 derajat Celcius. Selain itu lahan sebaiknya tidak ternaungi.
- Kemudian tanah diolah menjadi bedengan dengan lebar 180-200 cm, panjang disesuaikan. Pisahkan antara bedengan 1 dengan lainnya dengan selokan dengan ukuran 50-60 cm dan kedalaman 50 cm. Lalu lakukan penyiraman menggunakan air setelah menjadi bedengan.
- Memberi pupuk kandang di bedengan kemudian balik tanah supaya pupuk masuk ketanah.
- Semakin sering melakukan pemalikan tanah semakin baik. Kemudian siram dengan air lagi supaya terurai didalam tanah.
- Beri Dolomit jika tanah terlalu asam (< 5,5-6,5) sehingga akan mengoptimalkan.
- Buatlah jarak lubang tanam menggunakan tali rafia untuk memudahkannya. Jaraknya berkisar 15-20 cm untuk benih kecil dan 20-25 untuk benih berukuran besar. Untuk pengaturan jarak dalam baris dapat menggunakan bambu atau kayu yang telah ditandai setiap 10-15 cm.
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
- Sebelum penanaman campurkan pupuk organik 10 ton, urea 50 kg, SP-36 300 kg, dan KCL 100 kg untuk lahan satu hektar. Kemudian taburkan kedalam lubang tanam secukupnya.
- Tanam benih sepertiga bagian ke dalam lubang tanam, lalu siram
- Penyiraman saat musim kemarau dilakukan bisa dilakukan 2-3 hari sekali. Untuk musim hujan penyiraman dilakukan setelah hujan selesai. Hal ini untuk mengurangi kadar asam pada tanah. Jikalau kadar asam tinggi maka bawang gampang terkena hama atau jamur.
- Perlu diperhatikan juga penyiraman dilihat dari jenis tanah. Untuk tanah debu berpasir lakukan penggenangan selokan selama 15 menit, lalu buang airnya. Sedangkankan tanah liat penyiraman seperti biasa disekeliling tanaman.
- Dan tidak kalah pentingnya lagi jika umur tanaman dibawah satu minggu perlu penyiraman setiap hari. Jika umur diatas satu Minggu penyiraman dilakukan dua hari sekali sampai 5 hari sebelum panen.
- Pada 15 hari setelah tanam lakukan pemupukan yang kedua dengan cara mencampurkan urea 50 kg, 100 kg, dan KCL 100 kg, taburkan diatas bedengan.
- Lalu pada 25 hari setelah tanam lakukan pemupukan terakhir dengan campuran ZA dan KCL. Dibarengi dengan pendangiran di sekitar bedengan dan penyiangan gulma disekitar tanaman.
- Amati secara berkala terhadap serangan hama. Pisah dan musnahkan jikalau terdapat serangan hama dan penyakit. Lakukan pengendalian menggunakan pestisida, bila perlu menggunakan pestisida organik (nabati) jika kerusakan diambang batas. Kendalikan sesuai kondisi serangannya dan teknik yang dianjurkan.
PANEN DAN PASCAPANEN
- Bawang merah jika umbinya muncul ke permukaan dan berwarna merah serta daun keseluruhan mulai rebah, menguning waktu yang baik untuk panen. Bisanya berumur 65-72 hst.
- Benih berbobot 1 kg biasanya mendapatkan hasil hingga 10-15 kg. Atau dari satu umbi menjadi 11 umbi bahkan lebih jika kualitas benih baik. Kualitas panen tersebut dipengaruhi oleh pembenihan, pengolahan tanah, pemupukan ,pemeliharaan atau pengendalian penyakit pada bawang merah.
- Waktu penjemuran hindari panas matahari langsung terhadap umbi. Caranya jemur dengan posisi umbi dibawah sehingga yang terkena langsung hanya daun dan lehernya saja atau bisa menggunakan terpal tipus untuk penghalang sinar. Penjemuran bisa memakan waktu 2-3 hari jika cuaca terang, sampai daun setengah kering.
- Setelah tahap pelayuan, butuh 7-14 hari untuk tahap pengeringan dan siap dipasarkan. Pada tahap pengeringan umbi digantungkan di atas para-para bambu dan disusun rapi. Agar cepat kering rebahkan umbi untuk menghilangkan pasir dan bolak-balik umbi agar cepat kering.
- Setelah itu sortir dan ikat bawang merah sesuai kondisinya. Satukan umbi yang layak atau baik dengan mengikatnya jadi satu (gedengan). Dan gantung ke para-para bambu.
- Simpan bawang merah ke penyimpanan.
- Kemas bawangnya yang akan dipasarkan atau didistribusikan menggunakan karung jala. Setiap karungnya bervariasi tergantung jaraknya.
KENDALA YANG SERING MUNCUL
Kendala ini sebenarnya bisa dihindari jauh-jauh hari, jika kita memilih lokasi dengan benar, sanitasi lahan dengan baik, ketersediaan air cukup, dan gunakan pestisida nabati atau organic. Kendala yang sering muncul salah satu contahnya:
Pecahnya umbi menjelang panen akibat intensitas curah hujan tinggi sehingga tumbuhnya anakan baru. Hal tersebut memang menjekelkan pasalnya umbi yang dihasilkan tidak berkualitas super lagi. Untuk mengatasi hal tersebut lakukan pemupukan susulan dengan kandungan kalium dan pospat tinggi (bila perlu). Pupuk ini ada yang cair dan padat. Untuk yang cair diaplikasikan dengan menyemprotkan pada daun dengan takaran 2ml / satu liter air. Sedangkan untuk yang padat 20-30 gram / 15 liter air. Produk dengan kandungan pospat dan kalium tersebut banyak dijumpai di toko-toko pertanian. Fungsi lain produk tersebut untuk merangsang pertumbuhan, memperbesar umbi, memperkokoh tanaman, kuat terhadap serangan hama dan lain sebagainya.
KEUNTUNGAN
Dalam Hal bertanam Bawang Merah ini cukup menguntungkan pasalnya biaya operasional setiap 1 hektar hanya butuh Rp 30 jutaan dan keuntungan bisa mencapai Rp 24 jutaan hanya kurun waktu 65-72 hst. Perhitungan tersebut jika hrga bawang Rp 6000 grade A dan Rp 400 grade B.
Biaya operasional untuk periode ke dua otomatis berkurang. Pengurangnya seperti biaya investasi dan variabel seperti alat-alat pertanian tidak membeli lagi dan penekanan lainnya seperti tenaga kerja, pengolahan, dan lain sebagainya. Penekananan boleh dilakukan asal tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas sayuran.
Untuk rasio kelayakan bertanam Bawang Merah sebesar 1.79, dihitung dari pendapatan / operasional. Sehingga setiap penambahan modal sebesar Rp 1000 akan mendapatkan keuntungan Rp 1790. Perhitungan tersebut hanya sebagai patokan saja, sehingga kita bisa tahu standar keuntungannya dan manejemen yang baik dalam bertanam Bawang dilahan 1 ha.
Referensi:
Susilo, R, K dan Diennazola, R. 2012. 19 Bisnis Tanaman Sayur Paling Diminati Pasar. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Info yang menarik gan
ReplyDelete