PANDUAN LENGKAP CARA BUDIDAYA TERUNG BELANDA ( Solanum betaceum )

Terong belanda dalam bahasa latinnya Solanum betaceum merupakan sebuah tanaman yang masih keluarga dengan terong-terongan atau Solanaceae. Tanaman ini secara umum dikenal dengan sebutan tamarillo. Asal-usul tanaman ini berasal dari Amerika Latin dan ada sumber yang menyebutkan berasal dari Peru. Namun terong ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh orang Belanda sehingga dinamakan terung Belanda.
Cara budidaya terung belanda hasil melimpam dalam pot
Gambar Terung Belanda

Walau sudah lama masuk di Indonesia sekitar tahun 1941 an, namun sangatlah banyak peminatnya karena dipercaya mengandung senyawa yang mampu menjaga kesehatan. Untuk itu saya akan mengulas secara singkat cara budidaya terung Belanda, bila mana anda berminat untuk membudidayakannya.

SYARAT TUMBUH TERUNG BELANDA
  1. Dapat tumbuh optimal di daerah dingin atau dataran tinggi antara 1000 hingga 2800 mdpl. Baiknya lagi tanaman ini juga bisa tumbuh di dataran rendah antara 400-1700 mdpl.
  2. Suhu yang baik untuk tanaman terung Belanda kisaran 16 - 22 ° c, namun dibawah suhu 16 dan diatas 22 derajat Celcius tanaman ini bisa mentolerir tetapi pertumbuhan tidak optimal.
  3. Hindari suhu ekstrem  berkisar -2 ° c atau lebih rendah karena tanaman bisa mati.
  4. Untuk curah hujannya tanaman ini tumbuh optimal pada kisaran 2000-2600 mm/tahun.
  5. Membutuhkan pancaran sinar matahari dengan cukup.
  6. Tingkat keasaman yang optimal untuk terong Belanda berkisar antara 5-6.

PRA BUDIDAYA
  1. Siapkan benih yang berkualitas tinggi dari toko pertanian atau persemaian yang tentunya dari terung yang sudah tua dan harus memiliki daya tumbuh yang tinggi sesuai dengan lokasi penanaman serta tahan terhadap hama dan penyakit. Keperluan benih 500 gram/ ha.
  2. Persemaian dilakukan pada lahan semai berupa bedengan yang memiliki tanah subur dan mengandung bahan organik cukup. Benih bisa dipindahkan di lahan tanam saat berumur 1.5 dan memiliki ciri daun-daun kecil.
  3. Siapkan juga jaring-jaring jikalau lahan tanam melebihi suhu diatas supaya matahari tidak terkena langsung tunas dan daun muda.
  4. Siapkan pupuk organik, Pupuk urea, TSP, dan KCl dan kapur pertanian (Dolomit).
  5. Siapkan alat pertanian seperti cangkul, clurit (arit), ember, kored, garu, gembor, dan lain sebagainya.
  6. Siapkan juga alat panen seperti rumput Jepang (rafia), pisau, karung, dan lain sebagainya.



PENGOLAHAN LAHAN 
  1. Pilihlah tanah yang memiliki tekstur lempung berpasir, gembur, subur dan banyak bahan organik.
  2. Kemudian tanah diolah menjadi bedengan dengan lebar 1,2-1,4 m, dengan tinggi 20-40 cm dan panjang disesuaikan. Semakin tinggi bedengan semakin baik untuk menghindari genangan air hujan.
  3. Buatlah jarak antara bedengan kurang lebih 40-50 cm untuk drainase atau parit penyiraman.
  4. Lalu lakukan penyiraman menggunakan air setelah menjadi bedengan.
  5. Lakukan pemberian pupuk kandang atau organik di bedengan kemudian balik tanah supaya pupuk masuk ketanah. Kemudian siram dengan air lagi supaya terurai didalam tanah.
  6. Beri Dolomit jika tanah terlalu asam ( 5-6) sehingga akan mengoptimalkan.
  7. Bila perlu pasang mulsa dibedengan untuk mengurangi tumbuhnya gulma yang dapat menggangu terung belanda dan menghemat waktu. Namun penggunaan ini membutuhkan dana besar.
  8. Buatlah jarak lubang tanam menggunakan tali rafia untuk memudahkannya. Jarak antar lubang berkisar 60 cm, dan jarak antar baris antara 70-80 cm.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
  1. Tanam benih ke dalam lubang tanam, kemudian timbun menggunakan tanah. Sebaiknya lakukan penanaman saat pagi dan sore hari, Lalu siram 
  2. Lakukan penyiraman 3 kali sehari hingga tanaman berbunga. Jika sudah berbunga frekuensi penyiraman dikurangi 2 kali sehari.
  3. Untuk musim hujan penyiraman dilakukan setelah hujan selesai. Hal ini untuk mengurangi kadar asam pada tanah.
  4. Lakukan pemupukan pada saat berumur 7-1 menggunakan kombinasi organik, urea, TSP, dan KCL dengan dosis yang telah ditentukan.
  5. Setelah tanaman berbunga lakukan pemupukan susulan organik, urea, TSP, dan KCL dengan dosis yang telah ditentukan.
  6. Potonglah tunas atas dari bibit terong ini secara berkala guna untuk memudahkan bercabang sehingga menghasilkan buah yang bagus dan lebat.
  7. Lakukan penyiangan gulma secara berkala agar tidak menggangu pertumbuhan tanaman.
  8. Amati secara berkala terhadap serangan hama. Pisah dan musnahkan jikalau terdapat serangan hama dan penyakit.
  9. Lakukan pengendalian menggunakan pestisida, bila perlu menggunakan pestisida organik (nabati) jika kerusakan diambang batas. Kendalikan sesuai kondisi serangannya dan teknik yang dianjurkan.


HAMA DAN PENYAKIT
  1. Aphis atau kutu daun ditandai dengan bercak pada daun yang menyebabkan daun menjadi kering dan menguning.
  2. Busuk akar disebabkan oleh Cendawan Yerticilium Alboatrum yang menyerang pembulu jaringan dan akar.
  3. Karat Daun disebabkan Phomopsis Vexan yang menyebabkan bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, penyakit ini susah untuk ditanganinya atau dibasmi.
  4. Kendala tersebut, sebenarnya bisa dihindari jauh-jauh hari, jika kita memilih lokasi dengan benar, sanitasi lahan dengan baik, ketersediaan air cukup, dan gunakan pestisida organik atau kimia dengan tepat.

PANEN DAN PASCAPANEN
  1. Terung Belanda dapat dipanen kurang lebih 4 bulan setelah tanam. Pohon bisa berbunga dan buah sepanjang tahun hingga 6-7 kali pemanenan. 
  2. Jika pengolahan dan perawatannya tepat hasil  panen bisa mencapai 15-17 ton/ha
  3. Pemanenan dilakukan dengan memetik atau memotong tangkainya agar tidak terjadi kerusakan pada tanaman.
  4. Setelah itu sortir dan ikat terung belanda sesuai kondisinya.
  5. Satukan terung yang layak atau baik dengan mengikatnya jadi satu.
  6. Simpan terung belanda ke penyimpanan.
  7. Kemas terungnya yang akan dipasarkan atau didistribusikan menggunakan karung jala atau yang lainnya.

Demikian artikel pembahasan tentang ”PANDUAN LENGKAP CARA BUDIDAYA TERUNG BELANDA“, semoga berguna dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Salam PMS

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "PANDUAN LENGKAP CARA BUDIDAYA TERUNG BELANDA ( Solanum betaceum )"

  1. ohhh ternyata gini toh panduannya budidaya nya, oke gan terimakasih artikelnya membantu sekali ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kurang lebih seperti panduan diatas gan. Sama-sama gan

      Delete