ILMU TANAH 1

Tanah adalah suatu benda yang terdapat dipermukaan kulit bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan (Yulipriyanto, 2010:1). Tanah merupakan hasil hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang secara genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau perkembangan horison dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi.
ilmu tanah pertanian
Tanah 

Tanah sebagai suatu sistem yang ada dalam suatu kesetimbangan dinamis dengan lingkungannya tersusun atas 5 komponen yaitu;

  1. Partikel mineral, berupa fraksi anorganik, hasil perombakan bahan-bahan batuan dan anorganik yang terdapat dipermukaan bumi;
  2. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang dan berbagai hasil kotoran binatang;
  3. air;
  4. Udara tanah, dan
  5. Kehidupan jasad renik.

Menurut Chafidoh (2013:1) untuk menganalisis tanah, diperlukan contoh tanah dilapangan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik tanah. Pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa yang dapat mewakili areal yang akan diambil contoh tanahnya. Berdasarkan cara pemilihan lokasi pegambilan contoh tanah diperoleh beberapa contoh tanah antara lain.

Contoh Terduga
Tanah dipilih berdasarkan satuan pemetaan yang ada dilahan yang lokasinya ditentukan secara subyektif sehingga agak bias. Pengambilan contoh tanah dengan cara ini menghasilkan tingkat kevalidan data yang diperoleh tidak tentu, tergantung dari pengalaman dari orang yang mengambil contoh tanah.

Contoh Acak
Penggunaan cara ini adalah dengan mengambil contoh tanah didalam area survey sehingga mempunyai kesempatan yang sama. Pemilihan lokasi sampel tanah dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random yang pemilihannya didasarkan pada sistem koordinat.

Contoh Acak Bertingkat
Penggunaan cara ini merupakan cara yang sama dengan cara contoh acak yaitu pemilihan lokasinya pada satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random. Tapi, pada cara ini populasi heterogen dan strata homogen dipisahkan sehingga dapat meningkatkan akurasi pada saat pengambilan contoh tanah.

Contoh Sistematik
Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini ditentukan dengan sistem grid yang jaraknya sama pada kedua arah. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk orang yang masih kurang terampil.
Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia tanah dilaboratorium diperlukan tiga macam contoh tanah yaitu sebagai berikut.

1. Contoh tanah terusik (Undistrubed Soil Sample) yang digunakan untuk penetapan bobot tanah, susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah.

2. Contoh tanah agregat utuh yang digunakan untuk penetapan stabilitas agregat.

3. Contoh tanah biasa, yang digunakan untuk menentukan tetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg, dan sifat kimia tanah.

Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat  dengan menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu  dan kedalaman yang tertentu pula sesuai keadaan tanah dan keperluan penelitianya  (Mulyani dan Kartasapoetra , 1988:23). Dari irisan tanah ini akan terlihat lapisan-lapisan mendatar, dan akan terlihat hubungan antara tanah yang berada dipermukaan bumi dengan benda-benda bagian bawahnya sebagi pembentuk tanah.

Pada profil tanah, secara umum irisan bagian paling atas disebut top soil atau tanah olah yang cukup banyak mengandung bahan organik yang berwarna gelap. Top soil ini mempunyai kedalaman kira-kira sama dengan lapisan bajak. Lapisan yang berada dibawah lapisan top soil adalah lapisan subsoil yang cukup mengalami pelapukan dan mengandung sedikit bahan organik. 

Pada lapisan tanah subsoil ini dapat mempunyai warna yang berlainan terutama pada tanah yang sudah mengalami pelapukan mendalam, yaitu pada tanah lembab, yang dapat dibedakan menjadi daerah transisi (peralihan) yang berada pada bagian atas dan derah penimbunan yang berada pada bagian bawah (Yulipriyanto, 2010:14).

Profil tanah sendiri berfungsi untuk membantu kita untuk memperoleh gambaran tentang kandungan dari setiap lapisan tanah, terutama yang erat kaitanya dengan pertumbuhan tanaman dan dengan pencanderaan itu akan memungkinkan kita lebih mengeahui tentang sifat dari tiap horizon (lapisan-lapisan penyusun tanah). Penelaah lapisan-lapisan pembentuk tanah ditekankan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalanya itu mulai dari lapisan batu-batuan sampai kepermukaan tanah.
Menurut Hardjojowigeno (1993) ada 6 horizon utama dalam tanah yang masing-masing diberi simbul dengan satu huruf besar yaitu O, A, E, B, C
1.    Horizon atau lapisan O yaitu lapisan yang didominasi oleh bahan organik, baik yang selalu jenuh air, yang drainase telah diperbaiki, ataupun yang tidak pernah jenuh air.

2.    Horizon atau lapisan A yaitu horizon mineral dipermukaan tanah atau di bawah horizon O yang mimiliki akumulasi bahan organikhalus yang tercampur dengan bahan mineral dan tidak didominasi oleh sifat horizon E atau B.

3.    Horizon atau lapisan E yaitu horizon  mineral dengan sifat utama terjadi pencucian liat, besi, aluminium, atau kombinasinya, bahan organik, dan lain-lain sehingga tertinggal pasir, debu dan umumnya berwarna pucat.

4.    Horizon atau lapisan B yaitu horizoan yang terbentuk dibawah horizon A, E, atau O. Horizon ini biasanya mudah hancur atau rapuhdan mempunyai bukti alterasi lain sperti struktur prismatik atau ada akumulasi liat iluviasi.

5.    Horizon atau lapisan C yaitu horizon yang tidak termasuk batuna keras yang sedikit dipengaruhi oleh proses pedogenik, dan tidak memiliki sifat horizon O, A, E, atau B.

6.    Horizon atau Lapisan R yaitu lapisan batuan keras, pecah,kering udara atau lebih kering tidak dapat hancur bila direndam dalam air selama 24 jam, dan batuan lembab yang tidak dapat digali dengan cangkul.

Struktur Tanah
Menurut Hardjowigeno (1993:22), struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah, akibat malekatnya butir-butir tanah satu sama lain.Struktur menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan atau karena kelemahan permukaan. Struktur suatu horison yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah seperti warna, tekstur atau komposisi tanah.

Menurut Foth (1998:53) gradasi dari struktur tanah merupakan derajat agresiasi atau perkembangan struktur. Gradasi dari struktur bervariasi sesuai dengan kelembaban tanah yang baik dan cenderung lebih kuat seperti tanah kering. Istilah-istilah untuk gradasi struktur adalah sebagai berikut;

A. Tidak mempunyai struktur; agregasi tidak dapat dilihat atau tidak tertentu batasnya dan susunan garis-garis alam semakin kabur. Pejal jika menggumpal, berbutir tunggal jika tidak menggumpal.

B. Lemah; ped yang sulit dibentuk, dapat dilihat dengan mata telanjang.

C. Sedang; ped yang dapat dibentuk dengan baik, tahan lama dan jelas, tetapi tidak jelas pada tanah yang tidak terganggu. 

D. Kuat; ped yang kuat, jelas pada tanah yang tidak terganggu satu dengan yang lain terikat secara lemah, tahan terhadap perpindahan dan menjadi terpisah apabila tanah tersebut terganggu.

Menurut Hardjowigeno (1993:23), struktur tanah mempunyai bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut.
1.    lempeng (planty) : sumbuh vertikal lebih pendek dari sumbu horisontal.
2.    Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi tidal membulat.
3.    Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi atas membulat.
4.    Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5.    Gumpal membulat (sub-angular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
6.    Glanular : membulat, atau banyak sisi. Masing-masing butir struktur (ped) tidak porous.
7. Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi sangat porous. Masing-masing butir struktur (ped) bersifat porous.

Menurut Hardjowigeno (1993), Tekstur tanah yaitu perbandingan butiran-butiran pasir, debu, dan tanah liat didalam tanah. Pasir, debu, dan liat adalah partikel-partikel tanah (mineral) yang dapat digolongkan berdasarkan atas ukuran, bentuk, kerapatan, dan komposisi kimia. Partikel-partikel tanah yang dikelompokan atas ukuran tertentu disebut fraksi (partikel) tanah.
Kadang-kadang tekstur tanah juga dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tekstur kasar, agak kasar, dan lain-lain sebagai berikut
1.    Kasar             : pasir, pasir berlempung
2.    Agak kasar    : lempung berpasir
3.    Sedang           :lempung, lempung berdebu, debu
4.    Agak halus      :lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat.
5.    Halus               : liat berpasir, liat berdebu, liat
segitiga tekstur

Di lapang kita dapat menentukan tekstur dengan memijat tanah dengan ibu jari dan dirasakan kasar halusnya sebagai berikut
1.      Pasir : rasa kasar sangat jelas, tidak membentuk dan gulungan, tidak melekat
2.      Pasir berlempung : rasa kasar jelas, membentuk bolayang mudah sekali hancur
3.      Sedikit sekali melekat
4.      Lempung berpasir : rasa kasar agak jelas, membuat bola agak keras, mudah hancur, sedikit melekat
5.      Lempung : rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung, agak melekat
6.      Lempung berdebu : rasa licin, agak melekat.
Untuk menetukan tekstur tanah dapat menggunakan gambar tekstur tanah untuk mempermudah menentukan tekstur tanah.






Referensi

Foth Henry. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo.

Mukhid,S. 2010. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung Terhadap Peningkatan Lengas Tanah Pada Lahan Berpasir. Info Perpustakaan : Jurnalsaint dan Teknologi. (23 Maret 2017).

Mulyani dan Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.

Notohadiprawiro, T. 2006. Pendayagunaan Pengelolaan Tanah untuk Proteksi Lingkungan. Jurnal Ilmiah STTL 4:11-26.

Puja I Nyoman. 2008. Penuntun Praktikum Fisika Tanah.

Sutedjo dan Kartasapoetra. 1991. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Yulipriyanto. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolahannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ILMU TANAH 1"

Post a Comment